Di Zambia, pertempuran politik antara dua tokoh besar, Edgar Lungu dan Hakainde Hichilema, telah menjadi sorotan utama dalam beberapa tahun terakhir. Persaingan antara keduanya bukan hanya mencerminkan ketegangan politik dalam negeri, tetapi juga menggambarkan dinamika sosial dan ekonomi yang tengah berkembang di negara Afrika bagian selatan ini. Lungu, yang pernah menjabat sebagai Presiden Zambia, dan Hichilema, seorang pengusaha sukses yang kini memimpin Partai Kesatuan untuk Nasionalisme dan Pembangunan (UPND), telah terlibat dalam sebuah pertempuran politik yang semakin memanas, mempengaruhi peta politik negara, serta memberikan dampak yang signifikan terhadap stabilitas negara.
Latar Belakang Politik Edgar Lungu
Edgar Lungu pertama kali terpilih sebagai Presiden Zambia pada 2015 setelah kematian Presiden Michael Sata. Lungu, yang berasal dari Partai Front Patriotik (PF), menang dalam pemilihan khusus yang diadakan untuk mengisi kursi Presiden yang kosong. Pada 2016, Lungu terpilih kembali untuk masa jabatan penuh setelah memenangkan pemilihan umum, meskipun kemenangan tersebut kontroversial karena tuduhan kecurangan pemilu yang disampaikan oleh oposisi, terutama oleh Hakainde Hichilema. https://www.edgar-lungu.com/
Selama masa kepemimpinan Lungu, Zambia menghadapi berbagai tantangan, termasuk krisis ekonomi yang diperburuk oleh penurunan harga tembaga (komoditas utama ekspor negara), defisit fiskal, dan hutang yang semakin membengkak. Meskipun demikian, Lungu berhasil mempertahankan posisinya sebagai Presiden dengan dukungan kuat dari basis pendukungnya yang setia, terutama di daerah-daerah perkotaan dan wilayah utara Zambia.
Hakainde Hichilema: Pemimpin Oposisi yang Tangguh
Sementara Lungu berkuasa, Hakainde Hichilema, yang dikenal sebagai seorang pengusaha kaya dan pemimpin oposisi, menjadi lawan utama yang menantang kepemimpinan Lungu. Hichilema telah mencalonkan diri sebagai Presiden Zambia lima kali, tetapi baru pada pemilihan 2021 ia berhasil meraih kemenangan. Sebelum mencapai puncak politiknya, Hichilema dikenal sebagai figur bisnis yang sukses, dengan latar belakang dalam bidang perbankan dan investasi.
Hichilema memimpin Partai UPND, yang sejak lama menjadi kekuatan oposisi terbesar di Zambia. Partainya menuntut perubahan ekonomi yang lebih baik, transparansi, serta pemerintahan yang bersih dari korupsi. Seiring dengan semakin tajamnya ketimpangan sosial dan ekonomi di Zambia, Hichilema berhasil menarik perhatian publik dengan kampanye yang berfokus pada reformasi ekonomi dan pemberantasan korupsi, yang mempengaruhi banyak pemilih muda dan kalangan berpendidikan.
Pemilihan Presiden 2021: Titik Balik
Pemilihan Presiden Zambia 2021 menjadi titik balik dalam persaingan politik ini. Setelah lima kali kalah dalam pemilu, Hichilema akhirnya berhasil mengalahkan Edgar Lungu dengan perolehan suara yang signifikan. Hichilema mengumpulkan sekitar 59% suara, sementara Lungu hanya memperoleh sekitar 38%. Kemenangan Hichilema disambut dengan sorakan dari pendukungnya, yang melihatnya sebagai lambang perubahan setelah bertahun-tahun berada di bawah pemerintahan PF yang dipimpin oleh Lungu.
Namun, meskipun Hichilema meraih kemenangan, ketegangan politik tidak serta merta hilang. Banyak pendukung Lungu yang merasa hasil pemilu tersebut tidak sah, dan Lungu serta PF sempat menantang hasil pemilu di pengadilan. Pada akhirnya, Mahkamah Konstitusi Zambia mengesahkan kemenangan Hichilema, meskipun ini tetap meninggalkan luka dalam politik Zambia, memperburuk polarisasi antara dua kubu besar ini.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Kemenangan Hichilema membawa harapan baru bagi Zambia, terutama dalam mengatasi masalah ekonomi yang semakin memburuk di bawah pemerintahan Lungu. Di bawah kepemimpinannya, Hichilema berjanji untuk melakukan reformasi besar-besaran, termasuk mengurangi utang luar negeri yang membengkak dan mengembalikan stabilitas ekonomi negara. Namun, tantangan berat tetap menghadang. Inflasi yang tinggi, tingkat pengangguran yang melonjak, dan ketimpangan ekonomi yang dalam adalah masalah-masalah besar yang harus dihadapi.
Sementara itu, meskipun Lungu telah meninggalkan jabatan Presiden, pengaruhnya dalam politik Zambia belum sepenuhnya pudar. Banyak orang yang masih merasa bahwa PF, dengan basis dukungan yang kuat, akan kembali menjadi pemain utama dalam politik Zambia, apalagi jika Hichilema gagal memenuhi janji-janjinya.
Kesimpulan
Duel politik antara Edgar Lungu dan Hakainde Hichilema menggambarkan pertarungan antara dua visi yang berbeda untuk masa depan Zambia. Lungu, yang mengandalkan kekuatan partai dan basis pendukung tradisional, berusaha mempertahankan kekuasaan dengan gaya politik otoriter, sementara Hichilema berusaha membawa perubahan fundamental yang lebih inklusif dan progresif. Meskipun Hichilema saat ini memimpin, perjalanan politiknya tidak akan mudah, dan persaingan dengan Lungu dan PF kemungkinan akan terus menjadi warna dalam dinamika politik Zambia di masa depan.